Arti Wall (Dinding) Pada Facebook
Tembok Ratapan
Ibu Kota Israel yang luasnya sekitar 700 kilometer ini adalah kota
yang berdiri di sekitar pegunungan yang indah. Penuh dengan situs-situs suci
bagi umat berbagai agama, sehingga mejadi magnet bagi wisatawan dari berbagai
penjuru dunia.
Tembok Barat alias Tembok Ratapan, misalnya. Dinding bait suci di
Jerusalem yang dibangun oleh Raja Salomo atau Sulaiman dan Bait Suci itu hancur
ketika Israel diserbu tentara Romawi pada 70 Masehi.
Bangsa Yahudi percaya tembok ini tidak ikut hancur karena di
tempat ini berdiam Shekhinah. Dengan demikian, berdoa di tembok ini sama
artinya berdoa kepada Tuhan. Biasanya, peziarah dari berbagai penjuru dunia
juga menyelipkan kertas doa di sela-sela batu tembok ratapan.
Tembok ini dulunya dikenal hanya sebagai Tembok Barat, tetapi kini
disebut "Tembok Ratapan" karena di situ orang Yahudi berdoa dan
meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh penyesalan. Selain mengucapkan doa-doa
mereka, orang Yahudi juga meletakkan doa mereka yang ditulis pada sepotong
kertas yang disisipkan pada celah-celah dinding itu. Panjang tembok ini
sebenarnya sekitar 485 meter. Namun kini yang tersisa hanya 60 meter.
Tembok tersebut berbatasan langsung dengan Masjid Al-Aqsa dan
Masjid Omar. Bagi kaum muslim, dinding ini merupakan dasar dari Masjid Suci
Al-Aqsa. Tembok ini dibagi dua dengan sebuah pagar pemisah atau mechitza untuk
memisahkan laki-laki dan perempuan karena Yahudi ortodoks saat berdoa tidak
boleh bersama-sama dengan perempuan. Pada 1948 hingga 1967, Yahudi tidak
diperkenankan untuk mendatangi tembok ini lantaran berada di bawah pengawasan
pemerintahan Yordania.
Apakah Hubungan Tembok Ratapan dengan Wall Facebook?
Kenapa di Facebook mempunyai Wall (Dinding/ Tembok)? Karena
pemiliknya -Mark Zuckerberg- adalah orang Yahudi, walau kabar terakhir dia
mengproklamirkan diri sebagai atheis-, (mungkin) terinspirasi dari salah satu
tempat suci Yahudi di Yerusalem yang bernama Tembok Ratapan. Dimana kaum Yahudi
melakukan ritual ibadah dengan berdoa dan meratapi dosa-dosa mereka dengan
penuh penyesalan. Selain mengucapkan doa-doa mereka, orang Yahudi juga
meletakkan doa mereka yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada
celah-celah dinding itu. Itulah (mungkin) inspirasi Facebook Wall, untuk curhat,
dan sebagainya.
Tembok Ratapan = Wall Facebook?
Tembok ratapan itu kini masih berdiri, dan masih banyak orang
datang ke sana untuk berdoa dan meratap, sekaligus menuliskan
harapan-harapannya lalu menyelipkannya ke dinding-dinding tembok itu. Nah, kini
ada sebuah tembok baru yang dibuat di luar tembok ratapan itu. Jika yang datang
ke tembok ratapan sebagian besar adalah orang-orang yahudi, maka di tembok baru
itu, yang datang meratap bukan saja orang-orang yahudi, tetapi juga orang-orang
Muslim dan orang-orang umum. Mereka dengan leluasa meratap, mengeluarkan keluh
kesahnya, menuliskan harapan-harapannya, dan menghaturkan doa-doanya. Bahkan,
jika Tembok Ratapan di Palestina hanya sedikit pengunjungnya, itu pun tidak
setiap hari, maka tembok yang baru ini selalu dipenuhi oleh pengunjung dari
segala penjuru dunia tiap harinya. Bahkan ada yang setiap hari tidak pernah
meninggalkan tembok baru ini saking khusyuknya ibadah mereka di tempat
itu.
Meski begitu, ia tidak pernah sesak, para pengunjungnya bisa dengan
leluasa mmengunjungi tembok-tembok itu. Bahkan, mereka diberikan kemudahan
dengan dibebaskannya mereka membuat privatisasi pada sebagian tembok tertentu.
Mereka bisa menuliskan harapannya, menyelipkan keluh kesah dan doa-doa
panjangnya di dinding-dinding tembok itu, bahkan kini mereka juga dapat
menyelipkan foto-foto diri mereka. Mereka juga dapat berinteraksi dengan
pengunjung lain yang juga menjadi peratap di tembok itu. Kadang, mereka saling
bertukar komentar atas keluhan, harapan, doa, atau sekadar celoteh kecil yang
disisipkan di dinding mereka. Begitu mudah, begitu akrab, dan begitu alami
Ya.. tahukah kalian? Kini, tembok ratapan itu bernama Facebook!!!
Di Facebook, kita mengenal istilah wall/dinding. Di sana kita biasa mencurahkan
isi kepala kita, harapan, doa dan sebagainya. Secara konseptual, ini sama
dengan konsep tembok ratapannya orang yahudi. Bedanya, tembok ratapan kita itu
adalah tembok maya, sementara tembok ratapan orang yahudi itu bersifat nyata.
Ya, di sini kita bisa melihat bagaimana orang yahudi itu
mengamalkan ajaran agamanya, bahkan sampai di dunia maya. Bukankah pemilik dan
penggagas facebook ini adalah orang yahudi?
Siapa Mark Zuckerberg?
Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, seorang Yahudi yang lahir di
New York pada 14 Mei 1984. Tahun 1984 adalah tahun dimana George Orwell menulis
dalam bukunya, sebagai deklarasi tahun peperangan untuk menguasai dunia. Nama
lain dari New York adalah Little Israel (Israel Kecil), karena kota ini menjadi
tempat tumbuh subur dan berkembang para Yahudi di AS. Zuckerberg mengoperasikan
Facebook di seluruh dunia di sebuah kamar kecil di Harvard, sebuah institusi
pendidikan yang dipegang oleh Yahudi. Dan nama Facebook berakar kata dengan
Faceit, sebuah kata yang terkenal sebagai jargon Yahudi dalam menguasai dunia.
Jadi, Facebook bukanlah sebuah kebetulan.
Saat ini, jutaan orang hinggap di Facebook. Anda akan dianggap
mahluk aneh ketika hidup di kota namun tidak mempunyai account Facebook.
Facebook yang memungkinkan pertama kali orang mengakses jaringan maya selama 24
jam karena kemudahan GPRS di telefon genggam. Hingga, dengan mudah, semua orang
bisa diketahui keberadaannya. Dengan mempunyai account Facebook, itu artinya,
Anda membiarkan isi hati Anda bicara di depan publik.
Sekedar Renungan dan Nasehat
Terus terang hati ini merasa tidak enak melihat banyak status
tidak jelas dan kurang bermanfaat muncul dari account teman-teman. Tidak
mengapa jika yang ditulis atau disampaikan berupa ilmu, nasehat atau info-info
yang bermanfaat. Namun kalau sekedar isi hati, luapan perasaan, kekecewaan,
kegaguman atau entah apapun namanya yang kiranya tidak bermanfaat maka kiranya
tidak perlu ditulis/ disampaikan lewat fb atau yang lainnya. Selain hal itu
sia-sia, hal tersebut juga tidak baik untuk menjaga “privasi” dan
muru’ah/kehormatan diri. Hendaknya kita senantiasa menjaga waktu kita, jangan
hanya dihabiskan untuk sekedar update status atau membalas/berkomentar pada
status-status yang tidak jelas.
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu, ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam : "Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah
meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya." [Hadis hasan riwayat
Tirmidzi (no. 2318) dan lainnya]
Waktu yang Sia-Sia Di Depan Facebook
Saudaraku, inilah
yang kami ingatkan untuk para pengguna facebook. Ingatlah waktumu! Kebanyakan
orang betah berjam-jam di depan facebook, bisa sampai 5 jam bahkan seharian,
namun mereka begitu tidak betah di depan Al Qur’an dan majelis ilmu. Sungguh,
ini yang kami sayangkan bagi saudara-saudaraku yang begitu gandrung dengan
facebook. Oleh karena itu, sadarlah!!
Semoga beberapa nasehat ulama kembali menyadarkanmu tentang waktu
dan hidupmu. Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan:
Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan
pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan
pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan
memotongmu. Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas: Kemudian orang
sufi tersebut menyebutkan perkataan lain: Jika dirimu tidak tersibukkan dengan
hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia
(batil). (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah).
Ibnul Qayyim
rahimahullah mengatakan:
Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut
adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh
kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa
berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang
waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan
umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun
hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.
Ingatlah Kematian
Lebih Layak Bagi Orang yang Menyia-nyiakan Waktu.
Ibnul Qayyim
mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu:
Jika waktu hanya
dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan
syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak
tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi
dirinya. (Al Jawabul Kafi, 109)
Marilah Memanfaatkan Facebook untuk Dakwah
Inilah pemanfaatan yang paling baik yaitu facebook dimanfaatkan
untuk dakwah. Betapa banyak orang yang senang dikirimi pesan nasehat agama yang
dibaca di inbox, note atau melalui link mereka. Banyak yang sadar dan kembali
kepada jalan kebenaran karena membaca nasehat-nasehat tersebut. Jadilah orang
yang bermanfaat bagi orang lain apalagi dalam masalah agama yang dapat
mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Sebaik-baik
manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain. (Al Jaami Ash
Shogir, no. 11608)
Rasulullah shallallahu ˜alaihi wa sallam juga bersabda, Jika Allah
memberikan hidayah kepada seseorang melalui perantaraanmu maka itu lebih baik
bagimu daripada mendapatkan unta merah (harta yang paling berharga orang Arab
saat itu). (HR. Bukhari dan Muslim)
Lihatlah saudaraku, bagaimana jika tulisan kita dalam note,
status, atau link di facebook dibaca oleh 5, 10 bahkan ratusan orang, lalu
mereka amalkan, betapa banyak pahala yang kita peroleh. Jadi, facebook jika
dimanfaatkan untuk dakwah semacam ini, sungguh sangat bermanfaat.
Setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa
dinikmati dan dikomentarin lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya
menjadi konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya.
Dan fenomena demikian menjadi Tanda Besar buat kita umat Islam,
hegemoni “kesenangan semu” dan dibungkus dengan “persahabatan fatamorgana”
ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam facebook yang melindas
semua tata krama tentang malu, tentang menjaga Kehormatan Diri dan keluarga .
Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menegaskan dengan
sindiran keras kepada kita Apabila kamu tidak malu maka perbuatlah apa yang
kamu mau. (Bukhari).
Beberapa orang
sering dgn mudahnya meng-up date status mereka dgn kata-kata yg tidak jelas,
entah apa tujuannya selain untuk numpang beken, cari perhatian dan pengin ada
komen- komen dari lainnya".
> Dingin . . .
> B.E.T.E. . . .
> Capek
> Puanass buaget
neh !
> Arghhh .. .
!!!!
> Gile tuh org !
> Aku masih
menanti . . .
etc....
terakhir, “Sungguh,
kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi
sejengkal dan sehasta demi sehasta, bahkan seandainya mereka masuk ke lubang
dhabb pun,niscaya kalian akan masuk pula ke dalamnya”, kami bertanya : “Wahai
Rasulullah, apakah mereka yang dimaksudkan itu Yahudi dan Nashrani ?” beliau
menjawab : “Siapa lagi kalau bukan mereka?”
Sumber
referensi:
0 komentar:
Posting Komentar